Selasa, 01 Februari 2011

Kisah Elang

Seorang petani menemukan sebuah telur di sawahnya, dan ternyata telur yang ditemukannya
itu adalah telur burung elang. Namun si petani tersebut tidak menyadarinya. Wah..lumayan
nih dapat sebutir telur , bisa untuk tambahan menu makanan hari ini, pikir si petani.
Sesampainya di rumah, petani tersebut urung melakukan niatnya, melihat bentuk telur itu
yang agak besar dan berbeda dengan telur ayam biasanya. Akhirnya si petani tersebut
menaruh telur elang tersebut di kandang seekor ayam betina di belakang rumahnya untuk
dierami.
Hari berganti hari, dan akhirnya telur elang itupun menetas bersama dengan telur- telur ayam
lainnya. Masa kanak-kanak elang tersebut dihabiskan dengan anak-anak ayam yang lain. Dan
akhirnya tingkah elang tersebut pun seperti layaknya ayam yang lain. Si anak elang menjalani
kehidupannya seperti ayam, seperti yang dilakukan sang saudara tirinya, mencari
cacing,bermain dengan ayam-ayam.
Hingga suatu saat dia melihat ada seekor burung elang terbang diatas mereka, sang anak
elang pun terpana melihat burung elang tersebut terbang bebas diangkasa. “wah enak ya si
burung elang bisa terbang bebas”kata si anak elang tersebut, ”jangan mimpi deh,kamu kan
ayam nga bisa terbang seperti mereka”kata saudara tiri si elang .
Anak elang tumbuh dewasa. Badannya semakin tegar, sayapnya semakin kokoh, kuat
paruhnya semakin tajam, dan kakinya semakin mencengkram. Tapi dia masih saja bertingkah
seperti ayam. Dia tidak berani tuk mengepakkan sayapnya, hanya bersedih melihat dirinya
berbeda dengan ayam-ayam lainnya dan hanya bisa memandang ke langit memperhatikan
burung-burung lain yang terbang. Hingga akhirnya si elang itupun mati tanpa ia bisa
mengepakkan sayapnya dan terbang tinggi di angkasa.
Sebuah pelajaran yang berharga dari cerita di atas. Tentang diibaratkannya diri kita adalah
seekor elang yang sebetulnya mampu untuk terbang, melayang tinggi, dan bermain di
angkasa. Hanya tinggal kemauan untuk mencoba mengepakkan sayap, maka kita akan bisa
terbang bersama burung-burung yang lain dan malah bisa lebih tinggi kalau kita menyadari
bahwa diri kita memiliki kelebihan dan kekuatan untuk melakukan hal itu.
Tapi sayang, kadang-kadang mental kita masih berada jauh dari impian, masih berkutat di
dalam lingkungan yang sempit, kuno, dan tidak mau berubah seperti eleng tadi. Untuk keluar
mencoba melakukan sesuatu hal yang baru masih belum bisa dan tidak berani melakukannya.
Kita masih terkondisikan oleh lingkungan, tanpa mau tahu sebetulnya kita juga bisa
menciptakan kondisi lingkungan.
Memang berat menjadi seekor elang di lingkungan ayam, karena memang sudah menjadi
kebiasaan, menjadi sebuah tabiat, semua dilakukan atas asas tradisi. Tapi tidak ada salahnya
tuk mencoba, tidak ada salahnya tuk bisa berubah. Hidup adalah sebuah alur yang tidak selalu
lurus. Ia bergerak dinamis mengikuti arah perkembangan jaman.
Banyak rintangan dan hambatan menjadikan sebuah pelajaran buat kita tuk bisa
menghadapinya. Kesabaran tuk belajar mengepakkan sayap secara perlahan-lahan tapi pasti
akan menunjukkan jati diri bahwa kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah secara
sempurna yang diberikan akal untuk berpikir, tuk bertahan hidup, dan juga tuk bisa
merasakan setiap perbedaan dengan perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar